Penginderaan Jauh
PENDAHULUAN
Potret Udara adalah bagian dari
bidang Penginderaan Jauh. Penginderaan Jauh dapat dikatakan sebagai ilmu dan
seni untuk memperoleh informasi tentang obyek berdasarkan analisis data yang
diperoleh dari alat yang tidak bersentuhan dengan obyek yang diamati tersebut.
Sewaktu anda membaca kalimat ini, anda sudah menggunakan penginderaan jauh.
Mata bertindak sebagai sensor yang menangkap cahaya yang dipantulkan dari
halaman ini. Data yang diperoleh mata akan tergantung pada banyaknya cahaya
yang dipantulkan bagian gelap dan terang halaman ini. Data tersebut kemudian di
analisa, diinterpretasikan oleh otak sehingga anda dapat mengatakan bahwa
bagian-bagian yang gelap dari halaman itu adalah kumpulan huruf-huruf yang
membentuk kata-kata. Selanjutnya anda akan menyadari bahwa kata-kata tersebut
membentuk kalimat dan anda akan menangkap makna dari kalimat tersebut.
Penginderaan
jauh serupa dengan kegiatan membaca tadi. Kita mengindera obyek yang
diamati dengan menggunakan berbagai
sensor yang kemudian dianalisa untuk mendapatkan informasi tentang obyek
tersebut. Dalam penginderaan jauh data yang dikumpulkan biasanya berbentuk
sebaran enersi elektromagnetik. Dua kegiatan utama dalam bidang ini adalah
memperoleh data dan menganalisa data. Elemen-elemen dari kegiatan memperoleh
data adalah sumber-sumber enersi, perbanyakan enersi melalui atmosfir,
interaksi enersi dengan permukaan bumi, transmisi-balik enersi ke atmosfir,
sensor-sensor yang digunakan pesawat atau satelit, perolehan data dalam bentuk
gambar atau digital. Analisis data
melibatkan berbagai peralatan untuk menganalisis data dalam bentuk gambar, juga
komputer untuk menganalisa data dari sensor digital. Informasi-informasi yang
diperoleh kemudian digabungkan dengan data lain yang mungkin sudah tersedia
dalam bentuk peta-peta atau tabel-tabel. Informasi ini kemudian diteruskan pada
para pengambil keputusan sebagai bahan-bahan pertimbangan.
Sumber
utama dari enersi dalam bentuk gelombang-gelombang elektromagnetik yang paling
pokok adalah matahari. Dalam penginderaan jauh, gelombang ini dicirikan
berdasarkan panjang gelombangnya yang biasanya dinyatakan dalam satuan 1 mikrometer. 1 mikrometer, dilambangkan
dengan 1 mm, sama dengan 10-6 m. Cahaya yang bisa terlihat
(visible light) oleh mata kita berkisar dari 0,4 mm sampai 0.7 mm
saja. Warna “biru” mempunyai panjang gelombang antara 0,4-0,5 mm ;
“hijau” antara 0,5 – 0,6 mm dan “merah” antara 0,6 – 0,7 mm. Setelah warna merah,
ada 3 warna infra merah, yaitu infra merah dekat dengan panjang gelombang 0,7 –
1,3 mm;
infra merah tengah dengan panjang 1,3 – 3 mm dan infra merah thermal
dengan panjang > 3 mm. Spektrum dengan gelombang yang lebih panjang lagi (1
mm – 1 m) masuk dlam bagian spektrum gelombang mikro.
Apapun
sumber enersinya, semua radiasi yang bisa tertangkap sensor harus melintasi
jarak tertentu di atmosfir. Dalam menempuh jarak ini ada dua hal yang
mempengaruhi radiasi yaitu pencaran (scattering) dan serapan (absorption).
Pencaran berbanding terbalik dengan panjang gelombang berpangkat empat. Dengan
demikian radiasi dengan panjang gelombang yang pendek cenderung akan
dipencarkan daripada gelombang yang panjang. Sewaktu sinar matahari bertemu
dengan atmosfir bumi, gelombang warna biru di pencarkan lebih banyak jika
dibanding dengan warna lain. Akibatnya langit di atas kta terlihat biru. Pada
waktu matahari terbenam atau terbit, sinar matahari melalui jarak yang lebih
panjang untuk mencapai bumi, jika dibandingkan dengan waktu tengah hari. Dalam kondisi demikian spektrum biru sebagian
besar sudah dipencarkan (juga diserap), sehingga cahaya yang sampai ke bumi
hanya warna oranye atau merah. Pencaran semacam ini disebut pencaran Rayleigh .
Adalagi jenis-jenis pencaran lain, misalnya yang disebabkan oleh titik-titik
air. Titik-titik air ini memencarkan semua gelombang cahaya dalam jumlah yang
sama banyak, akibatnya kabut atau awan akan nampak berwarna putih. Sinar
matahari juga bisa diserap. Penyerap yang terpenting adalah uap air, karbon
dioksida dan ozon.
Sewaktu enersi elektromagnetik
sampai ke bumi, sebagian cahaya akan diserap, sebagian dipantulkan dan sisanya
ditransmisikan. Banyaknya enersi yang diserap, dipantulkan atau diteruskan
tergantung pada karakter permukaan bumi (materi dan kondisi) dimana enersi itu
sampai. Dengan demikian kita akan bisa
membedakan 2 karakter pada citra satelit. Selain itu bagi sebuah karakter ,
proporsi cahaya yang diserap dan dipantulkan itu berlain-lainan pada panjang
gelombang yang berbeda. Hal ini mengakibatkan dua benda yang sukar dibedakan
dalau dilihat pada satu spektrum, bisa nampak jelas perbedaannya kalau dilihat
dengan spektrum yang lain. Untuk spektrum yang dapat terlihat, warna yang
nampak bagi kita adalah pengaruh dari pantulan. Benda terlihat berwarna biru,
kalau ia banyak memantulkan warna biru.
Gambar berikut ini menampilkan
kurva-kurva pantulan spektral untuk vegetasi hijau yang sehat, tanah terbuka
dan air danau yang jernih. Kurva ini merupakan kurva rataan yang berasal dari
banyak pengamatan. Pada tumbuhan, chlorophyl di daunnya akan menyerap enersi
dengan panjang gelombang rataan 0,45 mm (warna biru) dan
panjang 0,67mm (warna merah) sisanya
(warna hijau) dipantulkan. Akibatnya nampak oleh kita tumbuhan berwarna hijau.
Kalau tumbuhan tadi sakit atau mati, maka produksi chlorophyl di daun
berkurang, maka jumlah enersi yang diserap pun akan berkurang dan daun tumbuhan
akan nampak kekuningan (kombinasi warna merah dan hijau). Kalau kita perhatikan
ke bagian Infra merah dekat, pantulan dari tumbuhan sehat melonjak tajam. Pada
panjang gelombang antara 0,7 – 1,3 mm, daun tanaman memantulkan 40 – 50 % enersi yang jatuh
padanya. Hal ini terpengaruh oleh struktur dalam bagian daun. Karena struktur
ini berbeda-beda untuk jenis-jenis tanaman , maka kita dapat membedakan
tanaman-tanaman berdasarkan nilai pantulan di spektrum ini, walaupun pada
spektrum cahaya yang bisa dilihat tanaman-tanaman tadi tidak bisa dibedakan.
Gambar
1.
Sifat pantulan spektral oleh air yang sangat menyolok adalah
besarnya penyerapan enersi pada panjang gelombang inra merah dekat. Baik itu
sungai, atau air yang terkandung dalam tanah atau tumbuhan. Pantulan oleh air
ini dipengaruhi oleh material-material yang ada di dalamnya seperti sedimen.
Air yang bening akan banyak menyerap enersi sedang air yang keruh lebih sedikit
penyerapannya. Jadi kalau dilihat dengan potret infra merah, air yang bening
akan berwarna hitam. Sifat ini banyak digunakan untuk mendeteksi polusi pada
perairan.
Pada bagian sebelumnya dibicarakan bagaimana sumber enersi
elektromagnetik, perbanyakannya sewaktu menempuh atmosfir dan serapan serta
pantulannya di permukaan bumi. Pada bagian ini kita membicarakan bagaimana
sinyal-sinyal elektromagnetik ini dideteksi, direkam dan kemudian ditafsirkan.
Pendekteksian sinyal dapat dilakukan secara fotografi atau secara elektronik.
Secara fotografi, variasi enersi di suatu tempat dengan film yang peka dengan
cahaya, setelah itu film diperlakukan secara kimia. Setelah perlakuan (“dicuci”),
kita memperoleh rekaman sinyal-sinyal yang tertangkap. Jadi film berfungsi
sebagai medium untuk mendeteksi dan merekam sinyal. Secara elektronik, sensor
elektronik membuat sinyal-sinyal listrik yang menggambarkan variasi enersi di
lokasi aslinya. Contoh alat perekam sinyal dengan prinsip seperti ini adalah
video kamera. Di sini sinyal-sinyal listrik direkam dalam pita magnetik,
kemudian sinyal-sinyal tadi dikonversikan menjadi gambar. Di sini pita magnetik
hanya berfungsi sebagai perekam data dan dapat digunakan berulang kali
Data, berupa gambar atau data digital, yang diperoleh
kemudian diinterpretasikan. Interpretasi visual memanfaatkan kemampuan fikiran
manusia untuk menafsirkan dan mengevaluasi pola keruangan (spatial pattern).
Agar dapat menginterpretasi secara visual, diperlukan pelatihan yang intensif
dan banyak memerlukan tenaga. Di samping itu, tidak semua karakter spektral
yang ada dapat ditafsirkan. Hal ini disebabkan keterbatasan mata dalam
menangkap semua spektral. Karena itu pada aplikasi dimana pola spektral
dipentingkan maka data yang dihasilkan sebaiknya dianalisis secara digital.
Pada gambar yang diperoleh secara digital, walaupun tampaknya
gambar tersebut “tone” nya bersambungan, tetapi sebenarnya gambar itu terdiri
dari sel-sel yang membentuk baris dan kolom. Sel-sel ini disebut pixel
(picture element) . Intensitas setiap pixel berhubungan dengan
kecerahan (brightness) rataan dari daerah yang di wakilinya. Kecerahan rataan
ini diukur secara elektronik. Kalau citra diperbesar maka pixel-pixel tadi akan
nampak . Intensitas pixel ini kemudian dinyatakan dalam angka digital (digital
number) yang menggambarkan kecerahan, angka-angka ini merupakan
bilangan-bilangan intreger (bilangan bulat). Angka digital ini merupakan angka
yang berkisar dari 0 – 63, 0 – 127, 0 –
255, 0 – 511, atau 0- 1023. Kisaran-kisaran ini disengaja agar
bilangan-bilangan tersebut dapat di tampilkan dalam bentuk data biner (data
yang terdiri dari hanya angka 0 dan 1, misalnya 1001101). Dalam format semacam
ini, citra yangd ihasilkan bisa dianalisa dengan komputer. Interpretasi dengan
komputer akan memerlukan waktu yang singkat. Walaupun demikian, komputer juga
tidak dapat sepenuhnya menginterpretasikan pola keruangan yang ada seperti
halnya manusia, karena itu penafsiran secara visual dan numerik harus saling
melengkapi.
Data penafsiran harus diuji keabsahannya dengan data
lapangan, data lapangan ini disebut juga dengan data acuan. Data acuan
diperoleh melalui pengukuran atau pengamatan terhadap obyek-obyek yang dipotret
atau dicitra. Data ini bisa dalam berbagai bentuk dan dapat diperoleh dari
berbagai sumber. Misalnya data yang diperlukan untuk sebuah analisis bersumber
dari peta tanah, atau checking lapangan tentang jenis tanaman dan keadaannya.
Data acuan ini kadang disebut juga dengan “ground truth”. Istilah ini tidak
sebenarnya tepat karena data ini tidak semuanya diambil di lapangan. Ia bisa
berupa peta, pengamatan dari helikopter dan lainnya. Salah satu bentuk data
lapangan adalah data pantulan cahaya dari tumbuhan yang diukur di lapangan,
data semacam ini dikumpulkan dengan alat yang disebut spektrometer.
DASAR-DASAR PENAFSIRAN
Kalau kita melihar sebuah potret
udara, kita melihat berbagai obyek dalam berbagai bentuk dan ukuran. Beberapa obyek sudah bisa
ditentukan, misalnya jalan raya, pohon atau bangunan. Beberapa obyek lainnya
belum dapat ditentukan, tergantung pengalaman dan persepsi masing-masing
individu yang melihat gambar. Kalau kita dapat mengidentifikasikan obyek yang
nampak di potret dan dan dapat membicarakan informasi tersebut dengan orang
lain, kita sudah mempraktekkan penafsiran potret udara. Potret udara berisi
data potret, data ini kemudian diproses oleh otak manusia dan menjadi
informasi.
Penafsiran terdiri dari berbagai
level. Level yang paling sederhana adalah mengenali obyek-obyek yang nampak di
potret. Level yang tinggi adalah memperoleh informasi-informasi detail dari
interaksi kompleks antar berbagai obyek yang nampak dan yang tidak nampak di
permukaan bumi. Keberhasilan penafsiran tergantung pada pengalaman si penafsir,
keadaan obyek-obyek yang dipelajari dan kualitas potret yang digunakan.
Dalam mempelajari penafsiran,
kita mengkombinasikan beberapa karakter dari obyek-obyek yang nampak di potret.
Karakter-karakter penting dari poter adalah : bentuk, ukuran, pola, tone,
tekstur, bayangan, tapak (site) dan assosiasi.
Bentuk merupakan konfigurasi
atau outline dari obyek. Jalan raya selalu berbentuk jalur yang kontinyu, sama
lebar dengan belokan-belokan yang relatif sedikit dan tidak terlalu tajam.
Sungai juga berbentuk jalur kontinyu tetapi dengan lebar yang berlain-lainan
juga selalu berbelok-belok. Obyek-obyek hasil buatan manusia biasanya mempunyai
batas-batas yang teratur.
Pola
berhubungan dengan susunan keruangan dari obyek. Pengulangan beberapa bentuk
umum dapat memberikan pola yang mudah dikenali. Perumahan bisa dikenali dengan
berjajarnya bentuk-bentuk kotak kecil pada sebuah lokasi. Kebun kelapa sawit
yang muda mudah dikenali dari bentuknya yang berupa titik-titik dan tersusun
dalam bentuk-bentuk bujur sangkar. Ladang bisa dibedakan dengan padang rumput
dari bentuk dan ukurannya yang khas.
Komentar
Posting Komentar