DEFINISI PUPUK
DEFINISI
PUPUK
Pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang menyediakan
unsure hara bagi kebutuhan tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pupuk menurut macamnya dibagi 2 yaitu:
1. Pupuk organik
Adalah pupuk yang terbentuk atau dibuat secara alami tanpa
menggunakan rekayasa kimia, fisik / biologis.
Contoh: pupuk kandang, pupuk kompos, pupuk bokashi, dll.
2. Pupuk an-organik
Adalah pupuk yang terbentuk dari hasil proses rekayasa
industri secara kimia, fisik / biologis.
Contoh: NPK , Urea, dll.
Apa itu rekayasa formula pupuk?
Rekayasa formula pupuk adalah serangkaian kegiatan rekayasa
menghasilkan formula pupuk secara kimia, fisik dan biologis. Formula pupuk
yaitu kandungan senyawa dari unsure hara makro / mikroba.
Pupuk merupakan salah satu sarana produksi yang memiliki
peranan penting dalam peningkatan produksi dan kualitas hasil budidaya tanaman.
Untuk memenuhi standar mutu dan menjamin efektifitas pupuk, maka pupuk yang
diproduksi harus berasal dari formula hasil rekayasa yang telah diuji mutu dan
efektifitasnya.
Kedua jenis pupuk tadi ( pupuk organic dan anorganik)
dipakai oleh para petani di Indonesia selama 3 dasawarsa terakhir pada masa
peningkatan mutu intensifikasi di Indonesia guna menyuburkan tanah dan
meningkatkan hasil pertanian. Namun, meskipun begitu, selain dapat menyuburkan
tanah dan meningkatkan hasil pertanian, ternyata pupuk jugalah yang ikut andil
menyebabkan pencemaran lingkungan pada tanah.
Kalau pupuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, bagaimana bias
pupuk menyebabkan pencemaran lingkungan pada tanah?
Pupuk akan menyebabkan pencemaran pada tanah jika
penggunaannya berlebihan ( melebihi dosis yang dianjurkan) , terutama pada
pupuk anorganik.
B.
SEJARAH PUPUK ANORGANIK DI INDONESIA
Di Indonesia, penggunaan pupuk kimia merupakan bagian dari
Revolusi Hijau, sebuah proyek pada masa pemerintahan Orde Baru untuk mendorong
produktivitas pertanian dengan menggunakan teknologi modern, yang diadakan
sejak tahun 1990-an. Gebrakan revolusi hijau di Indonesia memang terlihat pada
decade 1980-an. Waktu itu, pemerintah mengkomando penanaman padi, pemaksaan
pemakaian bibit impor, pupuk kimia, dll. Indonesia yang Berjaya saat itu sempat
mengalami swasembada beras. Namun hal itu tidak berlangsung lama. Pada decade
1990-an, petani mulai kelabakan menghadapi kesuburan tanah yang merosot,
ketergantungan pemakaian pupuk kimia ( anorganik) yang makin meningkat, dll.
Revolusi hijau memang pernah meningkatkan produktivitas
pertanian Indonesia. Untuk penggunaan pupuk anorganik, hal ini berdampak:
1. Berbagai
organisme penyubur tanah musnah karena pupuk anorganik
2. Kesuburan
tanah yang merosot / tandus.
3. Keseimbangan
ekosistem tanah yang rusak.
4. Terjadi
peledakan dan serangan jumlah hama.
C. PEMAKAIAN PUPUK KIMIA
Menurut Altieri ( 2000 ) , pupuk anorganik secara temporer
telah meningkatkan hasil pertanian, tetapi keuntungan hasil panen akhirnya
berkurang banyak dengan adanya penggunaan pupuk ini karena adanya sesuatu yang
timbul akibat adanya degradasi ( pencemaran ) lingkungan pada lahan pertanian. Alasan
utama kenapa pupuk anorganik menimbulakan pencemaran pada tanah adalah karena
dalam prakteknya banyak kandungan yang terbuang. Penggunaan pupuk buatan (
anorganik ) yang terus- menerus akan mempercepat habisnya zat- zat organic ,
merusak keseimbangan zat- zat makanan di dalam tanah, sehingga menimbulkan
berbagai penyakit tanaman.
Pencemaran kimia dari pupuk merupakan pencemaran unsure-
unsure hara tanaman. Tanah –tanah yang dipindahkan oleh erosi umumnya
mengandung unsure hara lebih tinggi daripada tanah yang ditinggalkan karena
lapisan tanah yang terosi umumnya adalah lapisan atas yang subur. Di samping
itu , fraksi tanah yang halus lebih mudah tererosi sehingga unsure hara
terutama “P” sebagian besar diserap butir- butir tanah tersebut maka banyak unsure
“P” yang hilang karena erosi. Sebagian besar “P” dalam tanah sukar larut
sehingga “P” diangkut ke tempat lain bersama dengan aliran permukaan atau air
infiltrasi.
Akibat pencemaran dari limbah industri dan pemakaian pupuk
anorganik yang terlalu banyak secara terus menerus menyebabkan unsure hara yang
ada di dalam tanah menurun. Di negara Indonesia sendiri, sebagian besar lahan
pertanian telah berubah menjadi lahan kritis. Lahan pertanian yang telah masuk
dalam kondisi kritis mencapai 66% dari total 7 juta hektar lahan pertanian yang
ada di Indonesia. Kesuburan tanah di lahan- lahan yang menggunakan pupuk
anorganik dari tahun ke tahun menurun. Keberhasilan diukur dan ditentukan dari
berapa banyaknya hasil dari panen yang dihasilkan , bukan diukur dari kondisi
dan keadaan tanah serta hasil panennya. Semakin banyak hasil panen, maka
pertanian akan dianggap semakin maju.
Bahan organik merupakan salah satu komponen tanah yang
sangat penting bagi ekosistem tanah, dimana bahan organik merupakan sumber
pengikat hara dan substrat bagi mikrobia tanah. Bahan organik tanah merupakan
bahan penting untuk memperbaiki kesuburan tanah, baik secara fisik, kimia
maupun biologi. Usaha untuk memperbaiki dan mempertahankan kandungan bahan
organik untuk menjaga produktivitas tanah mineral masam di daerah tropis perlu
dilakukan.
Bahan organik yang berasal dari sisa tumbuhan dan binatang
yang secara terus menerus mengalami perubahan bentuk karena dipengaruhi oleh
proses fisika, kimia dan biologi. Bahan organik tersebut terdiri dari
karbohidrat, protein kasar, selulose, hemiselulose, lignin dan lemak.
Penggunaan pupuk organik dapat memperbaiki struktur tanah dan mendorong
perkembangan populasi mikro organisme tanah. Bahan organik secara fisik
mendorong granulasi, mengurangi plastisitas dan meningkatkan daya pegang air.
Apabila tidak ada masukan bahan organik ke dalam tanah akan
terjadi masalah pencucian sekaligus kelambatan penyediaan hara. Pada kondisi
seperti ini penyediaan hara hanya terjadi dari mineralisasi bahan organik yang
masih terdapat dalam tanah, sehingga mengakibatkan cadangan total C tanah
semakin berkurang.
Pupuk memiliki kandungan nitrogen di dalamnya. Unsur
nitrogen yang ada dalam pupuk ini mudah larut. Pemberian nitrogen berlebih di
samping menurunkan efisiensi pupuk, juga dapat memberikan dampak negative di
antaranya meningkatkan gangguan hamadan penyakit akibat nutrisi yang tidak
seimbang. Oleh karena itu , perlu upaya perbaikan guna mengatasi masalah
tersebut, sehingga pengolahan sumber daya secara efektif, efisien dan aman
lingkungan dapat diberlakukan.
D.
PEMALSUAN PUPUK
Selain disebabkan oleh adanya penggunaan pupuk organic yang
tidak sesuai takaran secara rutin , hal ini juga disebabkan pemalsuan pupuk
yang dijual kepada para petani. Pupuk palsu ini adalah pupuk yang dipalsukan
atau disamarkan kandungan zat dan kadar zat di dalamnya. Hal ini menyebabkan
tanaman dan tanah mendapat nutrisi yang tidak tepat dan dapat mengganggu
keadaan tanah maupun tanaman tersebut.
E.
EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK KIMIA DAN ORGANIK
Efisiensi penggunaan pupuk saat ini harus dilaksanakan
karena industri pupuk kimia yang berjumlah enam buah telah beroperasi pada
kapasitas penuh , sedangkan rencana perluasan sejak tahun 1994 sampai saat ini
belum terlaksana.
Di pihak lain, permintaan pupuk kimia dalam negeri dari
tahun ke tahun semakin meningkat. Upaya peningkatan efisiensi didukung kuat
oleh kelompok peneliti bioteknologi atas keberhasilan mereka menemukan pupuk
organic yang mampu meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia.Pengembangan industri
pupuk organic memiliki prospek yang cerah dan menawarkan beberapa keuntungan ,
baik bagi produsen, konsumen , maupun bagi perekonomian nasional.
Upaya pembangunan pertanian yang terencana dan terarah yang
dimulai sejak Pelita I pada tahun 1969, telah berhasil menyelamatkan Indonesia
dari predikat pengimpor beras terbesar di dunia menjadi negara yang mampu
melaksanakan swasembada beras pada tahun 1984. Namun di balik keberhasilan yang
menggembirakan tersebut , akhir – akhir ini muncul gejala yang mengisyaratkan
ketidakefisienan dalam pemanfaatan sumber daya pupuk. Keadaan ini pun pada
akhirnya justru memberatkan para petani , apalagi dengan adanya kebijakan
penghapusan subsidi pupuk dan penyesuaian harga gabah yang tidak berimbang.
Beberapa penelitian yang menyangkut efisiensi penggunaan
pupuk , khususnya yang dilakukan oleh kelompok peneliti bioteknologi pada
beberapa tahun terakhir, sangat mendukung upaya penghematan pupuk kimia. Upaya
tersebut dilaksanakan melalui pendekatan peningkatan daya dukung tanah atau
peningkatan efisiensi produk pupuk dengan menggunakan mikroorganisme.
Penggunaan mikroorganisme pada pembuatan pupuk organic , selain meningkatkan
efisiensi penggunaan pupuk , juga akan mengurangi dampak pencemaran air tanah
dan lingkungan yang timbul akibat pemakaian pupuk kimia berlebihan .
Industri pupuk organic sendiri saat ini mulai tumbuh dan
berkembang , beberapa perusahaan yang bergerak di bidang pupuk organic cukup
banyak bermunculan , antara lain seperti : PT. TRIMITRA BUANAWAHANA PERKASA
yang bekerjasama dengan PT. TRIHANTORO UTAMA bersama Pemda DKI Jakarta dan
Pemkot Bekasi yang saat ini akan mengolah sampah kota DKI Jakarta , PT. MULTI
KAPITAL SEJATI MANDIRI yang bekerjasama dengan Gapoktan ( Gabungan Kelompok
Tani) dan Pemda Kabupaten Brebes Jawa Tengah yang mengolah sampah kota dan
limbah pedesaan . PT.PUSRI selain memproduksi pupuk kimia , saat ini bersama
PT. TRIHANTORO UTAMA dan Dinas Kebersihan Pemda DKI Jakarta juga memproduksi
pupuk organic. Sampah dan limbah organic diolah dengan menggunakan teknologi
modern dengan penambahan nutrient tertentu sehingga menghasilkan pupuk organic
yang berkualitas.
F.
MANFAAT PUPUK ORGANIK
Penggunaan pupuk organic bermanfaat untuk meningkatkan
efisiensi penggunaaan pupuk kimia ,sehingga dosis pupuk dan dampak pencemaran
lingkungan akibat penggunaaan pupuk kimia dapat secara nyata dikurangi .
Kemampuan pupuk organic untuk menurunkan dosis penggunaan pupuk konvensional
sekaligus mengurangi biaya pemupukan telah dibuktikan oleh beberapa hasil penelitian
, baik untuk tanaman pangan ( kedelai, padi , jagung , dan kentang ) maupun
tanaman perkebunan ( kelapa sawit, karet , kakao , the , tebu , dll.) yang
diketahui selama ini sebagai pengguna utama pupuk konvensional (pupuk kimia ).
Lebih lanjut lagi, kemampuannya untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan
terbukti sejalan dengan kemampuannya menurunkan dosis penggunaan pupuk kimia.
Beberapa hasil penelitian di beberapa daerah , pupuk organic
terbukti dapat menekan kebutuhan pupuk kimia hingga 100% , TSP/SP36 hingga 50%
, kapur pertanian hingga 50%. Biaya yang dihemat mencapai Rp 50.000,-/ ha.
Sedangkan produksi kedelai meningkat antara 2,45 hingga 57,48%. Keuntungan yang
diperoleh petani kedelai naik rata – rata Rp 292.000/ ha, terdiri dari penghematan
biaya pemupukan sebesar Rp 50.000,-/ ha, dan kenaikan produksi senilai Rp
242.000,-/ ha. Juga keadaan tanah yang semakin subur dan tidak mengalami
pencemaran.
Aplikasi pupuk organic yang dikombinasikan dengan separuh
takaran dosis standar pupuk kimia ( anorganik ) dapat menghemat biaya pemupukan
. Pengujian lapangan terhadap tanaman pangan juga menunjukkan hasil yang
menggembirakan , karena dapat meningkatkan hasil produksi pertanian dan dapat
menghemat biaya pemupukan lahan.
Ini membuktikan bahwa untuk mengatasi pencemaran tanah yang
disebabkan oleh pupuk anorganik dapat digunakan pemakaian pupuk organic untuk
menyeimbangkan pemakaian pupuk kimia ( anorganik ).
Pupuk
berdasarkan sumber bahan
Dilihat dari sumber pembuatannya,
terdapat dua kelompok besar pupuk: (1) pupuk organik
atau pupuk alami (bahasa Inggris: manure) dan (2) pupuk kimia
atau pupuk buatan (Ing. fertilizer). Pupuk organik mencakup semua pupuk
yang dibuat dari sisa-sisa metabolisme atau organ hewan dan tumbuhan, sedangkan
pupuk kimia dibuat melalui proses pengolahan oleh manusia dari bahan-bahan
mineral. Pupuk kimia biasanya lebih "murni" daripada pupuk organik,
dengan kandungan bahan yang dapat dikalkulasi. Pupuk organik sukar ditentukan
isinya, tergantung dari sumbernya; keunggulannya adalah ia dapat memperbaiki
kondisi fisik tanah karena membantu pengikatan air secara efektif.
Berdasarkan bentuk fisiknya, pupuk
dibedakan menjadi pupuk padat dan pupuk cair. Pupuk padat diperdagangkan dalam
bentuk onggokan, remahan, butiran, atau kristal. Pupuk cair diperdagangkan
dalam bentuk konsentrat atau cairan. Pupuk padatan biasanya diaplikan ke
tanah/media tanam, sementara pupuk cair diberikan secara disemprot ke tubuh
tanaman.
Terdapat dua kelompok pupuk
berdasarkan kandungan: pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal
mengandung hanya satu unsur, sedangkan pupuk majemuk paling tidak mengandung
dua unsur yang diperlukan. Terdapat pula pengelompokan yang disebut pupuk
mikro, karena mengandung hara mikro (micronutrients).
Beberapa merk pupuk majemuk modern sekarang juga diberi campuran zat pengatur
tumbuh atau zat lainnya untuk meningkatkan efektivitas penyerapan hara yang
diberikan.
Komentar
Posting Komentar