BAHAN ORGANIK TANAH
BAHAN ORGANIK TANAH
Tanah adalah benda alam yang tersusun atas padatan (mineral dan
bahan organik), cairan, dan gas yang menempati permukaan daratan, dan dicirikan
oleh horizon-horizon atau lapisan-lapisan yang dapat dibedakan dari bahan
asalnya sebagai hasil dari proses penambahan, penghilangan, pemindahan, dan
transformasi energi dan materi, yang memiliki kemampuan mendukung tanaman
berakar di dalam lingkungan alami (Soil Survey Staff 1998). Menurut Soepardi
(1983), tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman mengandung 45% bahan mineral,
5% bahan organik, 20-30% gas/udara, dan 20-30% cairan/air.
Bahan organik merupakan salah satu
penyusun tanah yang berperan penting dalam merekatkan butiran tanah primer
menjadi butiran sekunder untuk membentuk agregat tanah yang mantap. Kondisi
seperti ini besar pengaruhnya pada porositas, penyimpanan dan penyediaan air,
aerasi, dan suhu tanah. Bahan organik dengan C/N tinggi, seperti jerami dan
sekam berpengaruh besar terhadap perbaikan sifat fisika tanah. Bahan organik
memiliki peran penting seperti: (1) penyedia hara makro (N, P, K, Ca, Mg, dan
S) dan hara mikro (Zn, Cu, Mo, Co, B, Mn, dan Fe), meskipun jumlahnya relative sedikit;
(2) meningkatkan kapasitas tukar kation; dan (3) dapat membentuk senyawa kompleks
dengan ion logam yang meracuni tanaman seperti Al, Fe, dan Mn (Suriadikarta dan
Simanungkalit 2006). Bahan organik juga merupakan sumber energi bagi kehidupan
organisme tanah yang menjalankan berbagai proses penting di dalam tanah.
Keberadaan bahan organik di dalam
tanah ditunjukkan oleh lapisan berwarna gelap atau hitam, biasanya pada lapisan
atas setebal 10-15 cm. Jumlah dan ketebalan lapisan atas ini bergantung pada
proses yang terjadi seperti pelapukan, penambahan, mineralisasi, erosi,
pembongkaran dan pencucian (leaching),
serta pengaruh lingkungan seperti drainase, kelembapan, suhu, ketinggian
tempat, dan keadaan geologi (Suhardjo et al. 1993).
Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari
sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan
pembentukan kembali. Bahan organik demikian berada dalam pelapukan aktif dan
menjadi mangsa serangan jasad mikro. Sebagai akibatnya bahan tersebut berubah
terus dan tidak mantap sehingga harus selalu diperbaharui melalui penambahan
sisa-sisa tanaman atau binatang.
Adapun
sumber primer bahan organik adalah jaringan tanaman berupa akar, batang,
ranting, daun, dan buah. Bahan organik dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses
fotosintesis sehingga unsur karbon merupakan penyusun utama dari bahan organik
tersebut. Unsur karbon ini berada dalam bentuk senyawa-senyawa polisakarida,
seperti selulosa, hemiselulosa, pati, dan bahan- bahan pektin dan lignin.
Selain itu nitrogen merupakan unsur yang paling banyak terakumulasi dalam bahan
organik karena merupakan unsur yang penting dalam sel mikroba yang terlibat
dalam proses perombakan bahan organik tanah. Jaringan tanaman ini akan
mengalami dekomposisi dan akan terangkut ke lapisan bawah serta
diinkorporasikan dengan tanah. Tumbuhan tidak saja sumber bahan organik, tetapi
sumber bahan organik dari seluruh makhluk hidup.
Sumber
sekunder bahan organik adalah fauna. Fauna terlebih dahulu harus menggunakan
bahan organik tanaman setelah itu barulah menyumbangkan pula bahan organik. Perbedaan sumber bahan organik
tanah tersebut akan memberikan perbedaan pengaruh yang disumbangkannya ke dalam
tanah. Hal itu berkaitan erat dengan komposisi atau susunan dari bahan organik
tersebut. Kandungan bahan organik dalam setiap jenis tanah tidak sama. Hal ini
tergantung dari beberapa hal yaitu; tipe vegetasi yang ada di daerah tersebut,
populasi mikroba tanah, keadaan drainase tanah, curah hujan, suhu, dan
pengelolaan tanah. Komposisi atau susunan jaringan tumbuhan akan jauh berbeda
dengan jaringan binatang. Pada umumnya jaringan binatang akan lebih cepat hancur
daripada jaringan tumbuhan. Jaringan tumbuhan sebagian besar tersusun dari air
yang beragam dari 60-90% dan rata-rata sekitar 75%. Bagian padatan sekitar 25%
dari hidrat arang 60%, protein 10%, lignin 10-30% dan lemak 1-8%. Ditinjau dari
susunan unsur karbon merupakan bagian yang terbesar (44%) disusul oleh oksigen
(40%), hidrogen dan abu masing-masing sekitar 8%. Susunan abu itu sendiri
terdiri dari seluruh unsur hara yang diserap dan diperlukan tanaman kecuali C,
H dan O.
v
Pengaruh Bahan Organik
Terhadap Produksi Tanaman
Bahan
organik merupakan perekat butiran lepas dan sumber utama nitrogen, fosfor dan
belerang. Bahan organik cenderung mampu meningkatkan jumlah air yang dapat
ditahan di dalam tanah dan jumlah air yang tersedia pada tanaman. Akhirnya bahan
organik merupakan sumber energi bagi jasad mikro. Tanpa bahan organik semua
kegiatan biokimia akan terhenti (Doeswono, 1983).
Bahan
organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah, baik secara
fisika, kimia maupun dari segi biologi tanah. Bahan organik adalah bahan
pemantap agregat tanah yang sangat baik. dan merupakan sumber dari unsur hara
tumbuhan. Disamping itu bahan organik adalah sumber energi dari sebagian besar
organisme tanah. Bahan organik dapat diperoleh dari residu tanaman sepert akar,
batang, daun yang gugur, yang dikembalikan ke tanah. 5% tetapi pengaruhnya
terhadap sifat-sifat tanah besar sekali.
Adapun
fungsi dari bahan organik yaitu :
1. Sebagai
granulator, yaitu memperbaiki struktur tanah.
2. Sumber
unsur hara N, P, S, unsur mikro dan lain-lain.
3. Menambah
kemampuan tanah untuk menahan air.
4. Menambah
kemampuan tanah untuk menahan unsur- unsur hara (Kapasitas tukar kation tanah
menjadi tinggi).
5. Sumber
energi bagi mikroorganisme.
Bahan
organik tidak mutlak dibutuhkan di dalam nutrisi tanaman, tetapi untuk nutrisi
tanaman yang efisien, peranannya tidak boleh ditawar lagi. Sumbangan bahan
organik terhadap pertumbuhan tanaman merupakan pengaruhnya terhadap sifat-sifat
fisik, kimia dan biologis dari tanah. Mereka memiliki peranan kimia di dalam
menyediakan N, P dan S untuk tanaman peranan biologis di dalam mempengaruhi
aktifitas organisme mikroflora dan mikrofauna, serta peranan fisik di dalam
memperbaiki struktur tanah dan lainnya.
Bahan
organik memainkan beberapa peranan penting di tanah. Sebab bahan organik
berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi unsur-unsur hara yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan tanaman. Bahan organik mempengaruhi struktur tanah dan
cenderung untuk menjaga menaikkan kondisi fisik yang diinginkan. Hewan-hewan tanah
tergantung pada bahan organik untuk makanan dan mendukung kondisi fisik yang
diinginkan dengan mencampur tanah membentuk alur-alur. Sejak perang dunia ke
dua, terdapat suatu peningkatan yang besar hasil tanaman pada beberapa negara.
Hasil tanaman yang lebih besar terutama dimana hanya biji-bijian saja yang
dipanen, sisa - sisa tanamna lebih banyak dikembalikan ke lahan dan disini
lebih banyak penutupan oleh tanaman selama musim pertumbuhan.
Menurut
Hakim (1986), faktor-faktor penting yang mempengaruhi kadar bahan organik dan
nitrogen tanah yaitu :
1.
Kedalaman tanah
Kedalaman lapisan menentukan kadar bahan
organik dan N. Kadar bahan organik terbanyak ditemukan di lapisan atas setebal
20 cm (15-20%). Semakin ke bawah kadar bahan organik semakin berkurang. Hal itu
disebabkan akumulasi bahan organik memang terkonsentrasi di lapisan atas.
2.
Iklim
Faktor iklim yang berpengaruh adalah suhu dan curah hujan. Makin ke
daerah dingin, kadar bahan organik dan N makin tinggi. Pada kondisi yang sama
kadar bahan organik dan N bertambah 2 hingga 3 kali tiap suhu tahunan rata-rata
turun 100C. bila kelembaban efektif meningkat, kadar bahan organik dan N juga
bertambah. Hal itu menunjukkan suatu hambatan kegiatan organisme tanah.
3.
Tekstur tanah
Tekstur tanah juga cukup berperan, makin
tinggi jumlah liat maka makin tinggi kadar bahan organik dan N tanah, bila
kondisi lainnya sama. Tanah berpasir memungkinkan oksidasi yang baik sehingga
bahan organik cepat habis.
4.
Drainase
Pada tanah dengan drainase buruk, dimana air berlebih,
oksidasi terhambat karena kondisi aerasi yang buruk. Hal ini menyebabkan kadar
bahan organik dan N tinggi daripada tanah berdrainase baik. Disamping itu
vegetasi penutup tanah dan adanya kapur dalam tanah juga mempengaruhi kadar
bahan organik tanah. Vegetasi hutan akan berbeda dengan padang rumput dan tanah
pertanian.
Bahan
organik berperan penting untuk menciptakan kesuburan tanah. Peranan bahan
organik bagi tanah adalah dalam kaitannya dengan perubahan sifat-sifat tanah,
yaitu sifat fisik, biologis, dan sifat kimia tanah. Bahan organik merupakan
pembentuk granulasi dalam tanah dan sangat penting dalam pembentukan agregat
tanah yang stabil. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah yang tiada
taranya. Melalui penambahan bahan organik, tanah yang tadinya berat menjadi
berstruktur remah yang relatif lebih ringan. Pergerakan air secara vertikal
atau infiltrasi dapat diperbaiki dan tanah dapat menyerap air lebih cepat
sehingga aliran permukaan dan erosi diperkecil. Demikian pula dengan aerasi
tanah yang menjadi lebih baik karena ruang pori tanah (porositas) bertambah
akibat terbentuknya agregat.
v
Pengaruh Bahan Organik
pada Sifat Fisika Tanah
Meningkatkan
kemampuan tanah menahan air. Hal ini dapat dikaitkan dengan sifat polaritas air
yang bermuatan negatif dan positif yang selanjutnya berkaitan dengan partikel
tanah dan bahan organik. Air tanah mempengaruhi mikroorganisme tanah dan
tanaman di atasnya. Kadar air optimal bagi tanaman dan mikroorganisme adalah
0,5 bar/ atmosfer. Salah satu peran bahan organik yaitu sebagai granulator, yaitu
memperbaiki struktur tanah.
Menurut
Arsyad (1989) peranan bahan organik dalam pembentukan agregat yang stabil
terjadi karena mudahnya tanah membentuk kompleks dengan bahan organik. Hai ini
berlangsung melalui mekanisme : Penambahan bahan organik dapat meningkatkan
populasi mikroorganisme tanah, diantaranya jamur dan cendawan, karena bahan
organik digunakan oleh mikroorganisme tanah sebagai penyusun tubuh dan sumber
energinya. Miselia atau hifa cendawan tersebut mampu menyatukan butir tanah
menjadi agregat, sedangkan bakteri berfungsi seperti semen yang menyatukan
agregat. Peningkatan secara fisik butir-butir prima oleh miselia jamur dan
aktinomisetes. Dengan cara ini pembentukan struktur tanpa adanya fraksi liat
dapat terjadi dalam tanah. Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui
ikatan bagian-bagian pada senyawa organik yang berbentuk rantai panjang.
Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan antar bagian negatif
liat dengan bagian negatif (karbosil) dari senyawa organik dengan perantara
basa dan ikatan hidrogen. Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui
ikatan antara bagian negatif liat dan bagian positf dari senyawa organik
berbentuk rantai polimer.
v
Pengaruh Bahan Organik
pada Sifat Kimia Tanah
Meningkatkan
daya jerap dan kapasitas tukar kation (KTK). Sekitar setengah dari kapasitas
tukar kation (KTK) tanah berasal dari bahan organik. Bahan organik dapat
meningkatkan kapasitas tukar kation dua sampai tiga puluh kali lebih besar
daripada koloid mineral yang meliputi 30 sampai 90% dari tenaga jerap suatu
tanah mineral. Peningkatan KTK akibat penambahan bahan organik dikarenakan
pelapukan bahan organik akan menghasilkan humus (koloid organik) yang mempunyai
permukaan dapat menahan unsur hara dan air sehingga dapat dikatakan bahwa
pemberian bahan organik dapat menyimpan pupuk dan air yang diberikan di dalam
tanah. Peningkatan KTK menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur- unsur
hara.
Unsur
N,P,S diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh mikroorganisme, sehingga
terhindar dari pencucian, kemudian tersedia kembali. Berbeda dengan pupuk
komersil dimana biasanya ditambahkan dalam jumlah yang banyak karena sangat
larut air sehingga pada periode hujan terjadi kehilangan yang sangat tinggi,
nutrien yang tersimpan dalam residu organik tidak larut dalam air sehingga
dilepaskan oleh proses mikrobiologis. Kehilangan karena pencucian tidak
seserius seperti yang terjadi pada pupuk komersil. Sebagai hasilnya kandungan
nitrogen tersedia stabil pada level intermediet dan mengurangi bahaya
kekurangan dan kelebihan. Bahan organik berperan sebagai penambah hara N,
P, K bagi tanaman dari hasil mineralisasi oleh mikroorganisme. Mineralisasi
merupakan lawan kata dari immobilisasi. Mineralisasi merupakan transformasi
oleh mikroorganisme dari sebuah unsur pada bahan organik menjadi anorganik,
seperti nitrogen pada protein menjadi amonium atau nitrit. Melalui
mineralisasi, unsur hara menjadi tersedia bagi tanaman.
Meningkatkan
kation yang mudah dipertukarkan dan pelarutan sejumlah unsur hara dari mineral
oleh asam humus. Bahan organik dapat menjaga keberlangsungan suplai dan
ketersediaan hara dengan adanya kation yang mudah dipertukarkan. Nitrogen,
fosfor dan belerang diikat dalam bentuk organik dan asam humus hasil
dekomposisi bahan organik akan mengekstraksi unsur hara dari batuan mineral.
Mempengaruhi kemasaman atau pH. Penambahan bahan organik dapat meningkatkan
atau malah menurunkan pH tanah, hal ini bergantung pada jenis tanah dan bahan
organik yang ditambahkan. Penurunan pH tanah akibat penambahan bahan organik
dapat terjadi karena dekomposisi bahan organik yang banyak menghasilkan
asam-asam dominan. Sedangkan kenaikan pH akibat penambahan bahan organik yang
terjadi pada tanah masam dimana kandungan aluminium tanah tinggi , terjadi
karena bahan organik mengikat Al sebagai senyawa kompleks sehingga tidak
terhidrolisis lagi.
Peranan
bahan organik terhadap perbaikan sifat kimia tanah tidak terlepas dalam
kaitannya dengan dekomposisi bahan organik, karena pada proses ini terjadi
perubahan terhadap komposisi kimia bahan organik dari senyawa yang kompleks
menjadi senyawa yang lebih sederhana. Proses yang terjadi dalam dekomposisi
yaitu perombakan sisa tanaman atau hewan oleh miroorganisme tanah atau enzim-enzim
lainnya, peningkatan biomassa organisme, dan akumulasi serta pelepasan akhir.
Akumulasi residu tanaman dan hewan sebagai bahan organik dalam tanah antara
lain terdiri dari karbohidrat, lignin, tanin, lemak, minyak, lilin, resin,
senyawa N, pigmen dan mineral, sehingga hal ini dapat menambahkan unsur-unsur
hara dalam tanah.
v
Pengaruh Bahan Organik
pada Sifat Biologi Tanah
Jumlah
dan aktivitas metabolik organisme tanah meningkat. Secara umum, pemberian bahan
organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme. Bahan
organik merupakan sumber energi dan bahan makanan bagi mikroorganisme yang
hidup di dalam tanah. Mikroorganisme tanah saling berinteraksi dengan
kebutuhannya akan bahan organik karena bahan organik menyediakan karbon sebagai
sumber energi untuk tumbuh.
Kegiatan
jasad mikro dalam membantu dekomposisi bahan organik meningkat. Bahan organik
segar yang ditambahkan ke dalam tanah akan dicerna oleh berbagai jasad renik
yang ada dalam tanah dan selanjutnya didekomposisisi jika faktor lingkungan
mendukung terjadinya proses tersebut. Dekomposisi berarti perombakan yang
dilakukan oleh sejumlah mikroorganisme (unsur biologi dalam tanah) dari senyawa
kompleks menjadi senyawa sederhana. Hasil dekomposisi berupa senyawa lebih
stabil yang disebut humus. Makin banyak bahan organik maka makin banyak pula
populasi jasad mikro dalam tanah.
v
Peran Bahan Organik di dalam Tanah
Pengaruh Bahan
Organik di dalam tanah mencakup gatra-gatra (aspect) genesa dan
kesuburan tanah. Pengaruhnya dapat bersifat jangka pendek
maupun jangka panjang. Pengaruh jangka pendek terutama diperankan oleh bahan-bahan non-humus (non-humified
materials), sedangkan pengaruh jangka panjang diberikan oleh bahan humus. Kedua
pengaruh tersebut dapat memperbaiki pertumbuhan
tanaman. Tersedianya Bahan Organik dalam tanah berarti pula
tersedianya sumber karbon dan energi bagi mikroorganisme tanah yang perannya sangat dominan dalam proses perombakan Bahan Organik. Lewat proses mineralisasi, Bahan Organik
mampu menyediakan unsur-unsur hara bagi tanaman, terutama: N,P,S dan unsur-unsur hara mikro.
Bahan Organik memainkan peran utama dalam pembentukan agragat dan struktur tanah yang baik, sehingga secara tak langsung akan memperbaiki kondisi fisik tanah, dan pada gilirannnya akan
mempermudah penetrasi air, penyerapan air, perkembangan akar, serta
meningkatakan ketahan terhadap erosi. Bahan
Organik juga mampu meningkatkan KPK dan daya sangga tanah, fototosisitas,
keterlindian (leachability), serta biodegradasi pestisida di dalam tanah. Bahan Organik juga dapat membentuk kompleks dengan
unsur-unsur hara mikro sehingga dapat mencegah kehilangan
lewat pelindihan, serta mengurangi timbulnya keracunan
unsur hara mikro. Bahan Organik juga mampu melepaskan P yang disemat oleh oksida-oksida (Fe, Al) dlm tanah
(Sanchez, 1976). Temperatur dan kelembaban
yang tinggi akan memacu alih rupa mineral, dan pengaruh tersebut akan diperbesar oleh kehadiran substansi
organik.
Kandungan Bahan
Organik tanah merupakan kriterium paling penting untuk mencirikan dan memapankan batas-batas suatu epipedon. Kandungan Bahana
Organik menentukan sebagai horison organik atau bukan. Beberapa epipedon yang menggunakan Bahan Organik sebagai ciri pembeda utama adalah epipedon histik, molik,
umbrik dan okrik. Peran Bahan
Organik sangat vital dalam genesa horison spodik.
v Perombakan Bahan Organik
Sisa-sisa tanaman dan binatang mengalami
perombakan di dalam atau di atas tanah pada
kondisi-kondisi yg berbeda. Kecepatan perombakan dan
hasil-hasil akhir terbentuk bergantung kepada suhu, lengas, udara, bhn kimia dan mikrobia. Semakin tinggi suhu (hingga
40oC) akan semakin mempercepat
perombakan. Ini merupakan salah satu alasan bahwa tanah
atasan mempunyai kandungan Bahan Organik rendah. Lengas diperlukan untuk perombakan secara biologis, namun air yang berlebihan sangat menyebabkan kahat(kurang)
udara dan akibatnya akan memperlamat perombakan.
Ketersediaan bahan-bahan kimia yang diperlukan sebagai zat hara (terutama N) bagi mikrobia menentukan
kecepatan perombakan dan berpengaruh terhadap jenis humus yang dibentuk. Bahan Organik terombak lebih cepat di dalam tanah yang subur dibanding dalam tanah yang
tidak subur.
Adapun urutan
perombakan komponen-komponen Bahan
Organik tanah yaitu :
1.
Gula, pati, protein-protein yang larut air
2.
Protein kasar
3.
Hemiselulosa
4.
Selulosa
5.
Minyak, lemak, lignin, lilin
Kecepatan perombakan Bahan Organik menurun sesuai dengan waktu dan tercapainya
suatu komposisi kimia yang mirip humus yang dianggap sebagai salah satu hasil pertengahan perombakan. Perombakan Bahan
Organik di dalam tanah adalah merupakan suatu proses pencernaan
yang tak sama dengan
pencernaan Bahan Organik di dalam perut binatang. Sejumlah besar oksigen diperlukan untuk perombakan Bahan Organik tesebut. Oksidasi Bahan
Organik paling cepat di dalam tanah permukaan dan paling lambat di dalam lapisan tanah bawahan, terutama jika tanah ini mampat dan basah.
Komentar
Posting Komentar