ARTIKEL ASAM BASA
ARTIKEL ASAM BASA
DI SUSUN OLEH :
Nama : Eddy Susilo
NIM :
1204015040
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2012
Landasan
Teori
Asam basa menurut Suante August Arrhenius.
Asam adalah senyawa yang dapat memberikan ion hydrogen ( H +) bila dilarutkan dalam air. Asam seperti HCL, HNO3, dan HC2H3O2 denga molekul yang mampu menyumbangkan satu proto kesebuah molekul air disebut asam monoprotik. Karena penyumbangan proton adalah suatu reaksi yang reversible, tiap asam haruslam membentuk basa dengan menyumbang menerima sebuah proton. Kuat relative asam AH dalam larutan air merupakan suatu ukuran dari kecendrungan menyubangkan sebuah proton kepada sebuah molekul air.
Sifat-sifat asam:
- Korosif,
dapat merusak logam dan marmer.
- Mempunyai
rasa asam.
- Dapat
memerahkan kertas lakmus biru.
- Dapat
menetralkan larutan basa.
- Dapat
berupa zat padat, cairan. Dan gas.
Basa adalah senyawa yang jika dilarutkan kedalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH-). Dalam air murni terdapat ion H+ dan ion OH- dalam konsentrasi yang sama yang sangat kecil. Jika konsentrasi H+ lebih tinggi dari knsentrasi OH- maka larutan itu bersifat asam. Begitu pula sebaliknya Jika konsentrasi OH- lebih tinggi dari konsentrasi H+, larutan bersifat basa. Larutan air dari garam-garam dapat bersifat asam , basa atau netral bergantung pada garamnya.2
Sifat-sifat basa :
- Bersifat
kaustik, dapat merusak kulit.
- Memiliki
rasa pahit dan licin.
- Membirukan
kertas lakmus merah.
- Dapat
menetralkan larutan asam.
Rentang pH indikator
Indikator tidak berubah warna dengan sangat mencolok pada satu pH tertentu (diberikan oleh harga pKind-nya). Malahan, mereka mengubah sedikit rentang pH. Dengan mengasumsikan kesetimbangan benar-benar mengarah pada salah satu sisi, Terjadi perubahan kecil yang berangsur-angsur dari satu warna menjadi warna yang lain, menempati rentang pH. Secara kasar "aturan ibu jari", perubahan yang tampak menempati sekitar 1 unit pH pada tiap sisi harga pKind.
Harga yang pasti untuk tiga indikator dapat kita lihat sebagai berikut:
indikator
|
pKind
|
pH rentang pH
|
lakmus
|
6.5
|
5 – 8
|
jingga metil
|
3.7
|
3.1 – 4.4
|
9.3
|
8.3 – 10.0
|
Perubahan warna lakmus terjadi tidak selalu pada rentang pH yang besar, tetapi lakmus berguna untuk mendeteksi asam dan basa pada lab karena perubahan warnanya sekitar 7. Jingga metil atau fenolftalein sedikit kurang berguna. Berikut ini dapat dilihat dengan lebih mudah dalam bentuk diagram.
- Larutan
asam : H+ > 10 -7 M atau PH< 7;
- Larutan
netral : H+ = 10 -7 M atau PH =7;
- Larutan
basa : OH - >H+ atau H+ <10 -7 M atau PH>
7 .
Pengertian Asam Basa
Asam dan
basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa
Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab
yang berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama
diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam
buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk memberi rasa
limun yang tajam. Cuka mengandung asam asetat, dan asam tanak dari kulit pohon
digunakan untuk menyamak kulit. Asam mineral yang lebih kuat telah dibuat sejak
abad pertengahan, salah satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang digunakan
oleh para peneliti untuk memisahkan emas dan perak.
Pada tahun
1884, Svante Arrhenius (1859-1897) seorang ilmuwan Swedia yang memenangkan
hadiah nobel atas karyanya di bidang ionisasi, memperkenalkan pemikiran tentang
senyawa yang terpisah atau terurai menjadi bagian ion-ion dalam larutan. Dia
menjelaskan bagaimana kekuatan asam dalam larutan aqua (air) tergantung pada
konsentrai ion-ion hidrogen di dalamnya.
Menurut
Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepakan ion H+,
sedangkan basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH–. Jadi
pembawa sifat asam adalah ion H+, sedangkan pembawa sifat basa adalah
ion OH–. Asam Arrhenius dirumuskan sebagai HxZ, yang dalam air mengalami
ionisasi sebagai berikut.
HxZ ⎯⎯→ x H+ + Zx–
Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi asam, sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+ disebut ion sisa asam. Beberapa contoh asam dapat dilihat pada tabel 5.1.
HxZ ⎯⎯→ x H+ + Zx–
Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi asam, sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+ disebut ion sisa asam. Beberapa contoh asam dapat dilihat pada tabel 5.1.
Basa Arrhenius adalah hidroksida
logam, M(OH)x, yang dalam air terurai sebagai berikut.
M(OH)x ⎯⎯→ Mx+ + x OH–
Jumlah ion OH– yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi basa. Beberapa contoh basa diberikan pada tabel 5.2.
M(OH)x ⎯⎯→ Mx+ + x OH–
Jumlah ion OH– yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi basa. Beberapa contoh basa diberikan pada tabel 5.2.
Asam sulfat
dan magnesium hidroksida dalam air mengion sebagai berikut.
H2SO4 ⎯⎯→ 2 H+ +
SO42–
Mg(OH)2 ⎯⎯→ Mg+ + 2 OH–
Mg(OH)2 ⎯⎯→ Mg+ + 2 OH–
Kekuatan
asam dipengaruhi oleh banyaknya ion – ion H+ yang dihasilkan
oleh senyawa asam dalam larutannya. Berdasarkan banyak sedikitnya ion H+
yang dihasilkan, larutan asam dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut.
oleh senyawa asam dalam larutannya. Berdasarkan banyak sedikitnya ion H+
yang dihasilkan, larutan asam dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut.
1. Asam Kuat
Asam kuat yaitu senyawa asam yang dalam larutannya terion seluruhnya
menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam kuat merupakan reaksi
berkesudahan. Secara umum, ionisasi asam kuat dirumuskan sebagai berikut.
HA(aq) ⎯⎯→ H+(aq) + A–(aq)
Asam kuat yaitu senyawa asam yang dalam larutannya terion seluruhnya
menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam kuat merupakan reaksi
berkesudahan. Secara umum, ionisasi asam kuat dirumuskan sebagai berikut.
HA(aq) ⎯⎯→ H+(aq) + A–(aq)
2. Asam
Lemah
Asam lemah yaitu senyawa asam yang dalam larutannya hanya sedikit
terionisasi menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam lemah merupakan reaksi
kesetimbangan.
Secara umum, ionisasi asam lemah valensi satu dapat dirumuskan
sebagai berikut.
HA(aq) ←⎯⎯⎯⎯→ H+(aq) + A–(aq)
Asam lemah yaitu senyawa asam yang dalam larutannya hanya sedikit
terionisasi menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam lemah merupakan reaksi
kesetimbangan.
Secara umum, ionisasi asam lemah valensi satu dapat dirumuskan
sebagai berikut.
HA(aq) ←⎯⎯⎯⎯→ H+(aq) + A–(aq)
Makin kuat
asam maka reaksi kesetimbangan asam makin condong ke
kanan, akibatnya Ka bertambah besar. Oleh karena itu, harga Ka merupakan
ukuran kekuatan asam, makin besar Ka makin kuat asam.
Berdasarkan persamaan di atas, karena pada asam lemah [H+] = [A–],
kanan, akibatnya Ka bertambah besar. Oleh karena itu, harga Ka merupakan
ukuran kekuatan asam, makin besar Ka makin kuat asam.
Berdasarkan persamaan di atas, karena pada asam lemah [H+] = [A–],
- Kekuatan
basa dipengaruhi oleh banyaknya ion – ion OH– yang dihasilkan oleh senyawa
basa dalam larutannya.
- Berdasarkan
banyak sedikitnya ion OH yang dihasilkan, larutan basa juga dibedakan
menjadi dua macam sebagai berikut.
1. Basa Kuat
- Basa
kuat yaitu senyawa basa yang dalam larutannya terion seluruhnya menjadi
ion-ionnya. Reaksi ionisasi basa kuat merupakan reaksi berkesudahan.
- Secara
umum, ionisasi basa kuat dirumuskan sebagai berikut.
dengan: x =
valensi basa
M = konsentrasi basa
M = konsentrasi basa
2. Basa
Lemah
- Basa
lemah yaitu senyawa basa yang dalam larutannya hanya sedikit terionisasi
menjadi ion-ionnya.
- Reaksi
ionisasi basa lemah juga merupakan reaksi kesetimbangan.
- Secara
umum, ionisasi basa lemah valensi satu dapat dirumuskan sebagai berikut.
M(OH)(aq) ←⎯⎯⎯⎯→ M+(aq) +
OH–(aq)
- Makin
kuat basa maka reaksi kesetimbangan basa makin condong ke kanan, akibatnya
Kb bertambah besar.
- Oleh
karena itu, harga Kb merupakan ukuran kekuatan basa, makin besar Kb makin
kuat basa.
- Berdasarkan
persamaan di atas, karena pada basa lemah [M+] = [OH–], maka persamaan di
atas dapat diubah menjadi:
- Untuk
menyatakan tingkat atau derajat keasaman suatu larutan, pada tahun 1910,
seorang ahli dari Denmark, Soren Lautiz Sorensen memperkenalkan suatu
bilangan yang sederhana.
- Bilangan
ini diperoleh dari hasil logaritma konsentrasi H+.
- Bilangan
ini kita kenal dengan skala pH. Harga pH berkisar antara 1 – 14 dan
ditulis:
- Dari
uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa:
a. Larutan
bersifat netral jika [H+] = [OH–] atau pH = pOH = 7.
b. Larutan bersifat asam jika [H+] > [OH–] atau pH < 7.
c. Larutan bersifat basa jika [H+] < [OH–] atau pH > 7.
b. Larutan bersifat asam jika [H+] > [OH–] atau pH < 7.
c. Larutan bersifat basa jika [H+] < [OH–] atau pH > 7.
- Karena
pH dan konsentrasi ion H+ dihubungkan dengan tanda negatif, maka makin
besar konsentrasi ion H+ makin kecil pH, dan karena bilangan dasar
logaritma adalah 10, maka larutan yang nilai pH-nya berbeda sebesar n
mempunyai perbedaan ion H+ sebesar 10n.
- Perhatikan
contoh di bawah ini.
- Jika
konsentrasi ion H+ = 0,01 M, maka pH = – log 0,01 = 2
- Jika
konsentrasi ion H+ = 0,001 M (10 kali lebih kecil) maka pH = – log 0,001 =
3 (naik 1 satuan)
- Jadi
dapat disimpulkan:
• Makin
besar konsentrasi ion H+ makin kecil pH
• Larutan dengan pH = 1 adalah 10 kali lebih asam daripada larutan dengan pH = 2.
• Larutan dengan pH = 1 adalah 10 kali lebih asam daripada larutan dengan pH = 2.
- Untuk
menentukan pH suatu larutan dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara
lain sebagai berikut.
1. Menggunakan
Beberapa Indikator
- Indikator
adalah asam organik lemah atau basa organik lemah yang dapat berubah warna
pada rentang harga pH tertentu (James E. Brady, 1990).
- Harga
pH suatu larutan dapat diperkirakan dengan menggunakan trayek pH
indikator.
- Indikator
memiliki trayek perubahan warna yang berbeda-beda.
- Dengan
demikian dari uji larutan dengan beberapa indikator akan diperoleh daerah
irisan pH larutan.
- Contoh,
suatu larutan dengan brom timol biru (6,0– 7,6) berwarna biru dan dengan
fenolftalein (8,3–10,0) tidak berwarna, maka pH larutan itu adalah
7,6–8,3.
- Hal ini
disebabkan jika brom timol biru berwarna biru, berarti pH larutan lebih
besar dari 7,6 dan jika dengan fenolftalein tidak berwarna, berarti pH
larutan kurang dari 8,3.
Konsep Asam-Basa Bronsted dan Lowry
- Menurut
Bronsted dan Lowry, asam adalah spesi yang memberi proton, sedangkan basa
adalah spesi yang menerima proton pada suatu reaksi pemindahan proton.
- Perhatikan
contoh berikut.
NH4
+ (aq) + H2O(l) ⎯→ NH3(aq)
+ H3O+(aq)
asam
basa
H2O(l)
+ NH3(aq) ⎯⎯→ NH4+(aq)
+ OH–(aq)
asam
basa
- Pada
contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (donor
proton) dan sebagai basa (akseptor proton).
- Zat
seperti itu bersifat amfiprotik (amfoter).
- Konsep asam-basa
dari Bronsted-Lowry ini lebih luas daripada konsep asam-basa Arrhenius
karena hal-hal berikut :
- Konsep
asam-basa Bronsted-Lowry tidak terbatas dalam pelarut air, tetapi juga
menjelaskan reaksi asam-basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa
pelarut.
- Asam-basa
Bronsted-Lowry tidak hanya berupa molekul, tetapi juga dapat berupa kation
atau anion. Konsep asam-basa ronsted-Lowry dapat menjelaskan sifat asam
dari NH4Cl. Dalam NH4Cl, yang bersifat asam adalah ion NH4+ karena dalam
air dapat melepas proton.
Asam dan
Basa Konjugasi
- Suatu
asam setelah melepas satu proton akan membentuk spesi yang disebut basa
konjugasi dari asam tersebut.
- Sedangkan
basa yang telah menerima proton menjadi asam konjugasi.
- Perhatikan
tabel berikut.
- Pasangan
asam-basa setelah terjadi serah-terima proton dinamakan asam-basa
konjugasi.
Konsep Asam-Basa LEWIS
- Teori
asam basa Lewis
Asam menurut
Lewis adalah zat yang dapat menerima pasangan electron (akseptor pasangan
electron)
Basa menurut
Lewis adalah zat yang dapat memberikan pasangan electron (donor pasangan
electron).
Lewis
mengamati bahwa molekul BF3 juga dapat berperilaku seperti halnya
asam (H+) sewaktu bereaksi dengan NH3. Molekul BF3 dapat
menerima sepasang elektron dari molekul NH3 untuk membentuk ikatan
kovalen antara B dan H.
Teori asam
basa Lewis lebih luas dibandingkan Arhenius dan Bronsted Lowry , karena :
- Teori
Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang berlangsung dalam pelarut
air, pelarut bukan air, dan tanpa pelarut sama sekali.
- Teori
Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang tidak melibatkan transfer
proton (H+), seperti reaksi antara BF3 dan NH3.
Contoh :
Tunjukkan
bagaimana reaksi asam basa antara larutan HCl dan NaOH menurut teori Arhenius
dapat dijelaskan dengan menggunakan teori Lewis
Reaksi
antara larutan HCl dan NaOH ;
HCl(aq)
+ NaOH(aq) ↔ NaCl(aq) + H2O(l)
Untuk
menjelaskan reaksi ini menggunakan teori Lewis, nyatakan reaksi sebagai reaksi
ion:
HCl ↔ H+
+ Cl-
NaOH ↔ Na+ + OH-
NaCl ↔ Na+
+ Cl-
H2O
Reaksi ion
bersihnya adalah :
H+
+ OH-↔ H2O(l)
Ikatan
kovalen koordinasi antara H dan O yang terbentuk akibat transfer sepasang
elektron dari OH- ke H+
Komentar
Posting Komentar